Tampilkan postingan dengan label lombok barat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label lombok barat. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 Maret 2023

Foto: Tangkapan layar video puluhan warga gotong jenazah di Dusun Erat Mate, Desa Mekarsari, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat. (Istimewa)

Lombok Barat - Puluhan warga Kampung Sempeni, Dusun Erat Mate di perbatasan antara Desa Gelangsar dan Desa Mekarsari, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat viral ramai-ramai menggotong jenazah. Mereka berjalan sejauh sekitar tiga kilometer.

Sebelumnya, Sabtu (18/2/2023) lalu, juga ada warga yang sempat dilarikan ke rumah sakit dengan cara ditandu di Dusun Erat Mate, Desa Mekarsari karena akses jalan rusak parah.


Seperti dikutip dari Detik.com Jenazah Amrul Aziz digotong setelah meninggal di Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB karena penyakit gula darah, Rabu (1/3/2023). Namun, mobil ambulans tidak bisa masuk ke jalan dusun.

Ketua RT Kampung Sempeni, Dusun Erat Mate Arsa Hadi mengatakan video warga ramai-ramai gotong jenazah warga Amrul Aziz terjadi di jalan akses ke Dusun Erat Mate.


"Memang awalnya almarhum ini dibawa ke RSUP NTB pada pertengahan Februari lalu. Setelah dirawat dan meninggal pada Rabu (1/3) kemudian dibawa pulang ke rumahnya di Erat Mate dengan cara digotong," kata Hadi, Selasa (7/3/2023) via WhatsApp.

Selain itu keluarga almarhum Amrul Aziz juga menanggung beban biaya rumah sakit. Biaya perawatan Amrul Aziz di RSUD NTB mencapai Rp 80 juta. Sampai sekarang belum bisa dibayar.

Menurut Hadi, awalnya keluarga Amrul sudah membuat kartu BPJS Mandiri untuk mendapatkan layanan gratis biaya perawatan. Namun, setelah dibawa ke rumah sakit, kartu BPJS itu tidak bisa dipakai karena Amrul Aziz lebih dahulu meninggal dunia.

"Ya mereka tinggalkan utang Rp 80 juta lebih untuk biaya perawatan," terang Hadi.


"Jadi kami bawa ke rumah sakit itu, kami langsung buatkan BPJS Mandiri. Kartunya sudah jadi tapi belum aktif, katanya 8 Maret besok mulai aktif makanya tidak bisa dipakai," kata Hadi.

Terpisah, Kepala Desa Gelangsar Abdurrahman mengatakan pemerintah daerah harus segera melakukan pelebaran jalan warga tempat digotong tersebut.

Pasalnya ada 120 Kepala Keluarga (KK) selalu waswas jika menderita sakit. Sebab, akses untuk berobat ke rumah sakit sulit.

"Jaraknya sekitar tiga kilometer ini belum bisa masuk mobil. Harapan kami semoga pemerintah terkait segera carikan jalan keluar terkait ruas Jalan Sempeni menuju ke Dusun Lilir, Desa Mekarsari dan Gelangsar," katanya.

Rahman juga menuturkan kondisi ruas jalan yang sempit serta rusak itu selalu dikeluhkan warga selama bertahun-tahun.

"Kondisi ini selalu terulang. Warga selalu bercerita sampai meneteskan air mata," katanya.

"Saya minta agar jalan ke Kampung Sempeni sebelah timur masuk Dusun Malaka, Desa Mekarsari dan sebelah barat termasuk Dusun Lilir Utara RT Sempeni wilayah Desa Gelangsar harus diperbaiki. Kami sudah lelah dengan keluhan warga agar segera teratasi," kata Rahman.

Gegara Jalan Rusak, Warga Gotong Jenazah 3 Kilometer jadi Viral

Foto: Tangkapan layar video puluhan warga gotong jenazah di Dusun Erat Mate, Desa Mekarsari, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat. (Istimewa)

Lombok Barat - Puluhan warga Kampung Sempeni, Dusun Erat Mate di perbatasan antara Desa Gelangsar dan Desa Mekarsari, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat viral ramai-ramai menggotong jenazah. Mereka berjalan sejauh sekitar tiga kilometer.

Sebelumnya, Sabtu (18/2/2023) lalu, juga ada warga yang sempat dilarikan ke rumah sakit dengan cara ditandu di Dusun Erat Mate, Desa Mekarsari karena akses jalan rusak parah.


Seperti dikutip dari Detik.com Jenazah Amrul Aziz digotong setelah meninggal di Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB karena penyakit gula darah, Rabu (1/3/2023). Namun, mobil ambulans tidak bisa masuk ke jalan dusun.

Ketua RT Kampung Sempeni, Dusun Erat Mate Arsa Hadi mengatakan video warga ramai-ramai gotong jenazah warga Amrul Aziz terjadi di jalan akses ke Dusun Erat Mate.


"Memang awalnya almarhum ini dibawa ke RSUP NTB pada pertengahan Februari lalu. Setelah dirawat dan meninggal pada Rabu (1/3) kemudian dibawa pulang ke rumahnya di Erat Mate dengan cara digotong," kata Hadi, Selasa (7/3/2023) via WhatsApp.

Selain itu keluarga almarhum Amrul Aziz juga menanggung beban biaya rumah sakit. Biaya perawatan Amrul Aziz di RSUD NTB mencapai Rp 80 juta. Sampai sekarang belum bisa dibayar.

Menurut Hadi, awalnya keluarga Amrul sudah membuat kartu BPJS Mandiri untuk mendapatkan layanan gratis biaya perawatan. Namun, setelah dibawa ke rumah sakit, kartu BPJS itu tidak bisa dipakai karena Amrul Aziz lebih dahulu meninggal dunia.

"Ya mereka tinggalkan utang Rp 80 juta lebih untuk biaya perawatan," terang Hadi.


"Jadi kami bawa ke rumah sakit itu, kami langsung buatkan BPJS Mandiri. Kartunya sudah jadi tapi belum aktif, katanya 8 Maret besok mulai aktif makanya tidak bisa dipakai," kata Hadi.

Terpisah, Kepala Desa Gelangsar Abdurrahman mengatakan pemerintah daerah harus segera melakukan pelebaran jalan warga tempat digotong tersebut.

Pasalnya ada 120 Kepala Keluarga (KK) selalu waswas jika menderita sakit. Sebab, akses untuk berobat ke rumah sakit sulit.

"Jaraknya sekitar tiga kilometer ini belum bisa masuk mobil. Harapan kami semoga pemerintah terkait segera carikan jalan keluar terkait ruas Jalan Sempeni menuju ke Dusun Lilir, Desa Mekarsari dan Gelangsar," katanya.

Rahman juga menuturkan kondisi ruas jalan yang sempit serta rusak itu selalu dikeluhkan warga selama bertahun-tahun.

"Kondisi ini selalu terulang. Warga selalu bercerita sampai meneteskan air mata," katanya.

"Saya minta agar jalan ke Kampung Sempeni sebelah timur masuk Dusun Malaka, Desa Mekarsari dan sebelah barat termasuk Dusun Lilir Utara RT Sempeni wilayah Desa Gelangsar harus diperbaiki. Kami sudah lelah dengan keluhan warga agar segera teratasi," kata Rahman.